Berita 18 Sep 2019

Port Sustainability in America

Port Model

Port of Los Angeles (LA) dan Port of Long Beach (LB) merupakan dua pelabuhan terbesar di Amerika Serikat. Menurut worldshipping.org bersama-sama kedua pelabuhan tersebut memiliki throughput sebesar 17,55 juta TEU’s atau 70 persen arus barang di AS dan menjadi pelabuhan petikemas tersibuk ke-sembilan di dunia. Kedua pelabuhan tersebut berada di San Pedro Port Complex, layaknya tetangga kedua pelabuhan tersebut memiliki love hate relationship yakni bersaing secara ketat dalam aspek bisnis namun bergandengan tangan dalam hal safety dan security.

Amerika Serikat yang merupakan Negara Federal dan memiliki 50 negara bagian (State), dalam pengelolaan pelabuhan masing-masing State memiliki model yang berbeda. Menurut Craig (Deputi Administrator, Dept. of Transport) model pelabuhan yang digunakan yakni Land Lord Model, namun ada beberapa State yang menggunakan Tool Port dan Private Port Model.

Sebagai contoh Port of LA dan Port of LB menggunakan Land Lord Model, dimana mereka hanya bertanggung jawab terhadap penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur untuk disewakan kepada Terminal Operator atau Stevedore seperti Ports America, Hutchison Port, PSA, dan lain sebagainya. Berbeda dengan Baltimore Port yang menggunakan Tool Port Model dimana selain menyewakan kepada operator, mereka juga masih mengoperasikan beberapa terminal.

Lebih lanjut, pelayanan pemanduan dan penundaan di Amerika Serikat merupakan pelayanan opsional. Pelayanan pemanduan dilaksanakan oleh Pilot Union yang merupakan organisasi independen/ swasta di bawah pengawasan US Coast Guard yang berisikan petugas-petugas pandu yang certified untuk melayani permintaan pemanduan dari kapal. Pun dengan penundaan, juga merupakan pelayanan opsional yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta.

Eco-Friendly Port

Isu lingkungan ternyata juga menjadi concern bagi pelabuhan di Amerika, sebagai contoh Port of New Orleans (NOLA) yang merupakan pelabuhan sungai terletak di bibir sungai missisipi. Pelabuhan yang sekilas tampak seperti Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ini, harus berjuang melawan isu lingkungan utamanya land subsidence dan salt water intrusion demi kelangsungan bisnis kepelabuhanan. Beberapa upaya yang dilakukan Port of NOLA dalam menanggulangi permasalahan antara lain dengan membangun bendungan mengelilingi pelabuhan, dan juga membuat wetland yang akan secara alami menghambat laju penurunan tanah.

Sebagian besar kota New Orleans berada di bawah permukaan air laut, sehingga banjir merupakan bencana yang rutin dihadapi. Meskipun demikian, Port of NOLA merupakan eksportir frozen food terbesar di Amerika dan juga pelabuhan destinasi cruise terbesar ketiga di Amerika. Sehingga kurang lebih 70 persen warga New Orleans bekerja pada port related business (World Trade Center of NOLA, 2018). Hal tersebut yang kemudian membuat Port of NOLA selalu aktif dalam mengkampanyekan pelabuhan yang ramah lingkungan, contohnya dengan program bantuan penggantian  Head Truck yang telah berumur dan tinggi emisi.

Demikian halnya dengan Port of Cleveland yang merupakan pelabuhan di danau Great Lakes yang menghubungkan Amerika dengan Kanada. Guna melindungi kelestarian danau, Pemerintah Cleveland (Ohio Environmental Protection Agency/ EPA) memberikan pembatasan emisi dari kapal-kapal yang beroperasi, dan juga melarang untuk membuang tanah hasil kerukan di dalam danau.

Business Innovation

Port of Cleveland bukan pelabuhan besar seperti Port of LA- LB, namun dari keterbatasan tersebutlah yang akhirnya membuat Port of Cleveland senantiasa melakukan inovasi pada bisnisnya. Port of Cleveland yang memiliki tagline Beyond Port Business memiliki produk Financing Program atau pembiayaan untuk pengembangan property, trading dan sebagainya. Inovasi lainnya adalah dengan menggandeng pihak swasta untuk mengkomersialkan tanah hasil kerukan yang dapat digunakan dengan aman untuk bercocok tanam.

Selanjutnya, untuk merangsang perdagangan, Port of Cleveland bekerjasama dengan Spliethoff Shipping Line untuk membuka direct call ke Eropa. Meskipun mengalami kerugian di awal pembukaannya, namun setelah tiga tahun rute baru tersebut berhasil membentuk pasar dan menciptakan perdagangan antara Amerika dan Eropa.

Pun dengan Port of West St. Mary pelabuhan kecil di utara New Orleans yang 80 persen pendapatannya berasal dari pendapatan sewa dari tenant-tenant-nya. Dikelilingi oleh pertanian gula membuat industri gula menjadi tumpuan utama kota sejak 1976. Selain itu, Port of West St. Mary juga merupakan pelabuhan ekspor untuk turbine generator dan power generation menggunakan mesin bekas pesawat.

Coopetition among Ports

Menurut studi Prof. Elise dari George Mason University, menjelaskan bahwa pelabuhan dapat berkolaborasi dengan rivalnya dalam hal menghadapi bencana alam. Mengusung konsep Coopetition on Disaster Recovery Plan mencontohkan apabila terjadi bencana yang menghantam  Baltimore Port atau New York Port, guna menjamin kelancaran ekonomi maka selama masa pemulihan arus barang dapat dialihkan ke pelabuhan yang tidak terkena bencana. Dan apabila keadaan telah normal, maka arus barang dikembalikan ke pelabuhan asalnya.

Sama halnya dengan Port of LA dan Port of LB, yang berkolaborasi dalam hal safety dan security dengan membentuk Joint Command Center (JCC). Didukung dengan teknologi terkini, JCC yang hanya dioperasikan oleh lima orang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan area San Pedro Port Complex.

Smart Port

Di tengah era kemajuan teknologi dewasa ini, modernisasi pelabuhan merupakan hal mutlak dalam pengembangan pelabuhan. Super Dock merupakan konsep yang dimiliki oleh Grid Logistics untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh pelabuhan yakni, pertumbuhan ukuran kapal yang sangat cepat dan bottleneck  pada yard operation.

Sebagai ilustrasi Super Dock, lapangan penumpukan akan didesain menyerupai palka di kapal dan tersambung dengan Quay Crane sehingga kegiatan stevedoring sekaligus haulage dan penumpukan dapat dilakukan secara otomatis. Selanjutnya dari lapangan penumpukan, container akan diangkut menggunakan kereta api ke beberapa designated depo atau gudang di luar pelabuhan untuk kemudian dapat dilakukan proses striping/ stuffing dan dikirim ke gudang pemilik barang. Konsep ini yang dipercaya merupakan solusi untuk Hub Port dengan traffic di atas 30 juta TEU’s per year.

Selanjutnya, tantangan pelabuhan yang harus dihadapi saat ini adalah untuk menangkal Cyber Crime yang semakin marak. Oleh karenanya Port of LA membangun Cyber Crime Center (CCC) pertama di Amerika Serikat, yang bertugas untuk menjaga Port of LA dari serangan para hacker.

Lesson Learned: Port Sustainability

Mengambil pembelajaran dari praktek bisnis kepelabuhanan di Amerika tersebut, terdapat lima faktor dalam menjaga kelangsungan bisnis kepelabuhanan. Faktor yang pertama adalah pengembangan pelabuhan yang berwawasan lingkungan atau Eco-Friendly Port guna menunjang ketahanan infrastruktur dan bisnis. Kedua, Pelabuhan sebagai Economic Booster memiliki peranan penting dalam pengembangan ekonomi di areanya. Pelabuhan yang aktif dan inovatif akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, penciptaan lapangan kerja, dan akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Modernisasi pelabuhan melalui pembangunan Smart Port dimana teknologi menjadi backbone dalam aktivitas end-to-end di Pelabuhan. Dan seiring dengan hal tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas atau Competent Human Capital.

Faktor yang terakhir adalah Collaboration baik secara horizontal guna peningkatan market share, maupun secara vertical untuk peningkatan service level. Bahkan strategi kolaborasi dengan pesaing atau Coopetition pun menjadi opsi demi menjaga kelangsungan bisnis. (Oleh Eric Ferdinan Saleh Afif)

Kembali