Bila portizen tahu, statistik tingkat kegagalan dari startup itu mencapai 90 persen. Tapi justru hal itulah yang membuat mereka sangat inovatif. Pakar maritim dunia, Olaf Merk, menyebut bahwa sektor maritim ‘sangat tradisional yang buram, tidak transparan, dan terpisahpisah’. Hal tersebut juga menjadi kesempatan bagi startup untuk menawarkan solusi. Apalagi kini dunia maritim menghadapi tantangan besar, seperti regulasi yang ketat akan pemakaian bahan bakar, ancaman siber, serta ikut berpacu bersama sektor industri lainnya untuk melakukan transformasi digital. Banyak inkubator startup maritim berada Gdansk, Rotterdam, dan Mumbai.
Para pendiri startup maritim seperti Dino Mandic (SailRouter), Constantine Komodromos (VesselBot), dan Mark Swift (Profile) semua setuju bahwa industri maritim terkenal sangat tradisional dan lambat berubah. “Berdasarkan pengalaman saya, startup di sektor maritim sangat sulit, karena sektor ini sangat konservatif. Di mana pemakai akhir seperti kru kapal dan staf administrasi tidak suka berubah dari cara mereka biasa bekerja sehari-hari. Ide utama di balik semua startup adalah menemukan bisnis model dan bisnis proses yang baru. Orang di bidang maritim akan menerimanya bila sudah melihat ada orang yang berhasil menerapkannya. Kemudian sangat susah untuk menemukan klien pertama. Ditambah banyak pemain besar sudah mengembangkan aplikasinya sendiri-sendiri,” kata Mandic.
Di sisi lain, beberapa inovator lain justru melihat kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk menjadi yang pertama. Di antaranya seperti yang dirasakan oleh Dave Twining (Planck Aerosystem), Marc van Mael (Care4C), dan Ryan Peterson (Flexport). Misalnya menurut Twining, ia mengaku menikmati menjadi startup di dunia maritim. “Pertama karena sektor ini besar sekali. Kebanyakan orang tidak melihat dan tidak memikirkan dunia maritim. Mereka tidak tahun betapa besar nilai ekonomi dari industri maritim. Kedua, maritim siap untuk inovasi dengan banyak sekali kesempatan untuk membuat dampak yang terlihat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Jadi apa yang membuat para inovator mau untuk bergelut di startup maritim? Jawabannya yaitu minat pada sektor yang unik dan memiliki pengalaman latar belakang pada bidang tersebut. Misalnya Mandic yang tinggal dan besar di Split, Kroasia. Di sana banyak galangan lokal sehingga banyak temannya merupakan pelaut. Mereka sering berkeluh tentang banyaknya software yang digunakan untuk berbagai hal, seperti menyusun laporan, perubahan rute, cuaca, dll. Apalagi software tersebut masih memerlukan banyak input data. Padahal sekarang data-data tersebut mudah didapat dan bisa diinput secara otomatis bila diinginkan. “Akhirnya dengan keahlian di bidang machine learning and optimization, kami membuat produk baru yang mampu mengenali kondisi gelombang laut untuk navigasi dengan sensor gerak yang kecil dan mudah dipasang,” kisahnya.
Maka bagi para praktisi industri masih terbuka ruang yang besar untuk berkembang dengan berinovasi! (Disarikan dari KNect365.com oleh Hafidz Novalsyah)